Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (foto:istimewa)

51 Persen Rakyat AS Dukung Donald Trump Dilengserkan



Berita Baru, Internasional – Menjelang sidang Senat yang akan digelar Selasa (21/1) Mayoritas rakyat Amerika Serikat (AS) mendukung agar Presiden Donald Trump dilengserkan dari kursi Presiden oleh Senat AS.

Dalam survei yang dilakukan CNN, Sebanyak 51 persen mendukung pemakzulan Trump, dan 45 persen menolak Trump dilengserkan dari Gedung Putih.

Survei yang dilakukan sejak 16-19 Januari 2020 itu CNN mendapat angka tertinggi, yaitu sebanyak 51 persen selama CNN melakukan survei opini rakyat AS terhadap kasus pemakzulan Trump.

Rakyat AS juga mempercayai atas dakwaan pemakzulan yang diajukan oleh House of Representatives atau DPR AS.

Sebanyak 58 persen percaya bahawa Trump telah menyalah gunakan kekuasaan kepresidenannya untuk kepentingan pribadi.

Dan sebanyak 57 persen yakin Trump menghalangi penyelidikan yang dilakukan oleh House of Representatives.

Donald Trump melalui tim kuasa hukumnya sebelumnya sudah meminta agar Senat segera membebaskannya dari dakwaan.

Mereka mengatakan bahwa sidang pemakzulan Trump merupakan penyimpangan yang membahayakan konstitusi.

Pembelaan tertulis tim kuasa hukum Trump yang berjumlah 171 halaman itu menegaskan percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bukan merupakan tindakan kriminal maupun kejahatan tingkat tinggi yang harus dimakzulkan.

Dengan tegas Partai Demokrat mendakwa Trump telah menggunakan kekuasaan kepresidenannya untuk memaksa negara Ukraina, untuk mengintervensi proses pemilu AS demi kepentingan Trump.

Perbuatan ini tak hanya membahayakan keamanan nasional AS. Namun juga demokrasi mandiri dalam negeri Paman Sam tersebut.

Namun, untuk melengserkan Trump dibutuhkan angka 67 senator, hal itu hampir tidak mungkin.

Partai Republik telah memberi isyarat akan mempercepat sidang untuk membebaskan Trump. Melalui pemimpin mayoritas Mitch McConnell, Senat berencana tidak akan menerima bukti baru dan mendengarkan kesaksian baru.