5 Stigma Drama Korea yang Telah Terbantahkan
Berita Baru, Film – Jika film India dianggap mendayu-dayu dan isinya hanya nari-nyanyi di pohon, drama Korea juga punya stigma tertentu yang membuat orang pada awalnya mencibir dan ogah menonton. Pandemi membuat lebih banyak orang menonton drama Korea, sedangkan sebelum ini ada lebih banyak orang yang masih beranggapan drama Korea hanya berisi cewek-cewek lemah dan cowok-cowok ganteng.
Ya ada sih yang begitu, tapi enggak semuanya. Sebagaimana segala hal yang ada di dunia: ada yang baik, ada yang buruk. Yuk simak, 6 stigma drama Korea yang kini telah terbantahkan.
Cowok-cowok drama Korea adalah cowok maskulin yang sempurna
Ada setumpuk judul drama yang bisa disebutkan untuk membantah bahwa stigma itu sudah enggak relevan. Bahkan Kim Tan dalam drama The Heirs yang digambarkan kaya raya, tampan, dan lemah lembut aja punya kekurangan kok: dia bodoh di sekolah.
Cowok sempurna dalam drama Korea ada banyak, tapi nggak semua selalu digambarkan begitu. Tengok saja karakter Ahn Min-hyuk dalam drama Strong Woman Do Bong-soon, atau Cha Do-hyun dalam drama Kill Me Heal Me, atau Jang Je-yeol drama It’s Okat That’s Love.
Artinya, kalau mau dilihat lebih dekat, justru dari drama Korea kita belajar bahwa semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, mau sekaya atau semempesona apapun dia.
Cerita drama Korea nggak realistis
Umumnya, drama Korea memang menampilkan adegan-adegan romantis yang mungkin kamu anggap nggak mungkin terjadi di dunia nyata. Romantisasi kisah asmara yang berlebihan, misalnya.
Tapi di luar itu, ada banyak drama yang mengulik isu-isu yang relevan bagi kehidupan kita. Coba saja tonton Because This is My First Life atau Age of Youth. Drama Korea juga sudah merambah serial berisi kritik terhadap aparat pemerintahan maupun lembaga resmi seperti kepolisian, partai politik, dan kejaksaan. Misalnya, Strangers atau Healer.
Jadi tenang, drama Korea nggak melulu menceritakan kisah-kisah yang ngayali, kok.
Tokoh perempuan pada drama Korea banyak menangis
Adegan menangis bagi karakter perempuan dalam drama Korea yang past ada. Tapi ada juga karakter-karakter perempuan yang cenderung tidak banyak menangis. Misalnya, karakter Jo Yi-seo dalam Itaewon Class, Choi Ae-ra dalam Fight My Way, atau Jang Man-wol dalam Hotel De Luna. Mereka mewakili tokoh perempuan yang blak-blakan, percaya diri, galak, kuat, dan berani.
Laki-laki selalu melindungi perempuan
Kebayang nggak sih betapa romantisnya kalau karakter laki-laki dalam drama Korea berakting melindungi dan menjaga kekasih perempuannya? Uuuuuh, super manis dan bikin pengen! Adegan seperti ini banyak, tersebarrrrr di drama-drama ber-genre romansa.
Tapi nggak jarang, justru perempuanlah yang ditampilkan menjaga si laki-laki. Misalnya, ketika Ahn Min-hyuk dalam drama Strong Woman Do Bong-soon menyuruh Do Bong-soon membukakan pintu mobil karena Ahn Min-hyuk takut kenapa-kenapa. Atau, saat adegan Bong-soon membopong Ahn Min-hyuk sementara biasanya si cowok lah yang menggendong cewek. Anti-mainstream, yak.
Adegan ciuman biasanya ada di pertengahan episode
Normalnya memang begitu. Penggemar profesional mungkin sudah terbiasa menemukan adegan ciuman kira-kira pada episode ke-7 sampai sepuluh. Ini memang umum dalam drama Korea, tapi ada juga lho drama yang menyuguhkan adegan romantis itu pada episode awal. Misalnya, Love Alarm dan My Secret Romance, pada episode pertamanya sudah bikin penggemar deg-degan karena adegan ciuman yang begitu awal.