Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

5 orang tewas dalam serangan bom mobil yang menargetkan pejabat pemerintah saat konvoi di kota Aden, Yaman selatan, Minggu (10/10). Foto: EPA/EFE.
5 orang tewas dalam serangan bom mobil yang menargetkan pejabat pemerintah saat konvoi di kota Aden, Yaman selatan, Minggu (10/10). Foto: EPA/EFE.

5 Orang Tewas dalam Serangan Bom Mobil Yaman



Berita Baru, Yana’a – Sedikitnya 5 orang tewas dalam serangan bom mobil Yaman yang menargetkan pejabat pemerintah saat konvoi di kota Aden, Yaman selatan, yang sedang dilanda perang, Minggu (10/10).

Disebutkan bahwa Menteri Pertanian Yaman Salem al-Socotri dan Gubernur Aden Ahmed Lamlas selamat dari pengeboman tanpa cedera, kata seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya, dikutip dari SCMP.

Lima korban tewas yang dilaporkan tewas tersebut termasuk pengawal kepala gubernur.

Sementara itu, dilaporkan juga terdapat tujuh orang lainnya yang terluka dalam serangan itu. Sejauh ini, belum ada klaim tanggung jawab.

Aden telah menjadi pusat pemerintahan Yaman yang didukung Saudi setelah pemberontak Houthi yang terkait Iran merebut ibu kota Sana’a pada tahun 2014.

Kota tersebut pun kini berada di bawah kendali Dewan Transisi Selatan (STC) setelah para loyalisnya merebutnya dari pasukan pro-pemerintah.

Pemerintah persatuan Yaman dibentuk tahun lalu di bawah kesepakatan pembagian kekuasaan dalam upaya untuk mengakhiri perebutan kekuasaan antara STC.

STC sendiri mendapat dukungan dari Uni Emirat Arab, sementara para loyalis yang setia kepada Presiden Yaman Abd Rabu Mansour Hadi mendapat dukungan dari Arab Saudi.

Tujuannya adalah untuk menyatukan kedua belah pihak dalam perang melawan pemberontak Houthi, yang menguasai utara Yaman.

Yaman telah dilanda perang lantaran perebutan kekuasaan yang menghancurkan sejak akhir 2014.

Beberapa bulan kemudian, ketika pemberontak maju menuju ibu kota sementara, Aden, Arab Saudi membentuk koalisi militer yang mendukung pemerintah Yaman dan pasukannya melawan Houthi pada Maret 2015.

Konflik telah mendorong Yaman ke ambang kelaparan dan menghancurkan fasilitas kesehatannya. Di samping itu, negara itu juga kini sedang berjuang melawan COVID-19.