419 Ribu Rumah Tangga Miskin Ekstrem Tak Bisa Menikmati Subsidi LPG 3 Kg
Berita Baru, Jakarta – Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) mengungkapkan bahwa rumah tangga miskin ekstrem kesulitan mengakses LPG 3 kilogram maupun bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Berdasar data yang didapat INDEF, ada sekitar 419 ribu rumah tangga miskin ekstrem yang tidak bisa mengakses atau menikmati subsidi LPG 3 kilogram dan
463 ribu tidak menikmati subsidi BBM.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan INDEF, M. Rizal Taufikurahman dalam diskusi publik secara virtual bertajuk Subsidi Energi dan Kemiskinan yang diselenggarakan INDEF pada pada Rabu, 8 Maret 2023, lalu.
“Ada 419 ribu rumah tangga miskin ekstrem yang tidak bisa mengakses atau menikmati subsidi LPG 3 kilogram dan 463 ribu rumah tangga miskin ekstrem tidak menikmati subsidi BBM,” kata Rizal, dikutip Jum’at (10/3).
Pada kesempatan itu Rizal menyebut, total rumah tangga miskin ekstrem pada 2022 mencapai lebih dari 1,13 juta. Dari jumlah tersebut, hanya 712.347 yang menggunakan LPG 3 kilogram dan 668.851 yang menggunakan BBM.
Artinya, 37,6 persen rumah tangga yang masuk dalam kelompok miskin ekstrem tidak menikmati subsidi LPG 3 kilogram. Kemudian 40,9 persen dari kelompok tersebut juga tidak menikmati subsidi BBM.
Sementara itu, lanjut Rizal, dari kelompok ekstrem non-ekstrem yang jumlahnya sebesar 4,392 juta rumah tangga, pengguna LPG 3 kilogram hanya mencapai 3,18 juta. Kemudian pengguna BBM dalam kelompok tersebut mencapai 3,11 juta.
Sedangkan pada kelompok rumah tangga rentan miskin yang jumlahnya 7,28 juta, pengguna LPG 3 kilogram mencapai 5,29 juta. Lalu pengguna BBM dalam kelompok rumah tangga ini sebesar 5,13 juta.
Ia menuturkan semestinya semua rumah tangga miskin ekstrem itu bisa menikmati subsidi energi. Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pada 2024 miskin ekstrem sebesar 0 persen.
“Dengan kondisi ini, target pengentasan kemiskinan semakin sulit dicapai,” ujar Rizal.
Di sisi lain, Rizal juga menjelaskan dampak kebijakan subsidi LPG terhadap kemiskinan. Menurutnya, secara empiris subsidi LPG 3 kilogram terbukti mampu menyelamatkan sekitar 6,9
juta rumah tangga untuk tidak jatuh miskin.
Kelompok Rumah tangga nelayan misalnya, menurut dia, dapat terselamatkan dari dari ancaman kemiskinan akibat adanya kebijakan subsidi LPG 3 kilogram.
Rizal mencatat jumlah nelayan yang terselamatkan adalah sekitar 264 ribu orang. Angka tersebut sekitar 3 persen dari total penduduk yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas nelayan.
Bahkan jika subsidi BBM ditiadakan, Rizal mengungkapkan ada sekitar 4 juta penduduk Jawa yang akan jatuh ke dalam kategori miskin. Ia memperkirakan jumlah yang paling besar ada di Jawa Timur.
“Itu lah peranan dari subsidi LPG 3 kilogram. Subsidi energi pun mutlak diberikan karena merupakan amanat undang-undang yang harus dijalankan pemerintah, sehingga harus tepat sasaran,” tegas Rizal.