4 Alasan Kenapa Kamu Kudu Nonton ‘Turning Red’
Berita Baru, Entertainment – Film berjudul Turning Red menjadi sensasi baru bagi penyuka film produksi Pixar sejak rilis di layanan streaming Disney+. Wajar saja, film remaja bertema komedi fantasi ini memang mudah disukai karena kekuatan narasi dan visualnya.
Setidaknya, ada 4 alasan kenapa kamu kudu nonton film ini. Simak ulasan singkatnya berikut ini.
Turning Red angkat kisah keluarga
Nampaknya bisa disetujui, bahwa Walt Disney Pictures dan Pixar Animation Studios memang andal memproduksi film bertema keluarga. Diantara film Pixar seperti Luca (2021), Inside Out (2015), atau Finding Dory (2016) sama-sama mengulas kisah keluarga yang menguras hati meski dibalut unsur komedi.
Jika coba disejajarkan, mungkin Turning Red mirip dengan Coco (2017). Bedanya, Coco berangkat dari budaya Meksiko, sementara Turning Red mengungkap budaya dalam keluarga Asia, khususnya China.
Dalam film ini, karakter utamanya bernama Mei digambarkan sebagai anak yang berbakti pada orangtua. Ia aktif mengelola kuil bersama ibunya dan memberikan persembahan terbaik bagi leluhurnya, Sun Yee. Namun sebagaimana remaja di masa pubertas, Mei pun mengalami gejolak dalam dirinya yang menjadikan relasi Mei dengan ibunya jadi terganggu.
Konflik Mei dan ibunya menjadikan film ini cocok ditonton bersama keluarga. Karena, penting bagi orangtua dan anak untuk saling menemukan titik temu, terutama ketika si anak berada dalam masa pubertas hingga pencarian jati diri.
Satu kutipan penting dari film terkait relasi orangtua dan anak adalah, sebagaimana diungkap Mei dalam narasi awal film “Berhati-hatilah. Menghargai orangtuamu terdengar hebat, tetatpi jika kamu berlebihan, kamu bisa lupa menghargai dirimu. “
Kental dengan humor
Penulisan naskah Turning Red harus diakui tereksekusi dengan baik, terutama dalam menyajikan unsur komedi melalui karakter maupun visualisasi film ini. Tokoh seperti Abby yang ekspresif, misalnya, menjadikan film ini semakin hidup.
Tingkah lucu dan menggemaskan keempat sekawan itu juga terpancar saat mereka membicarakan grup favorit mereka, 4*Town. Keempatnya juga punya karakter berbeda. Miriam cenderung lebih dewasa, sementara Priya terlampau kalem, dan Abby sangat bersemangat–menjadikan mereka perpaduan yang kocak.
Soundtrack kece
Yang menjadikan film ini semakin istimewa dan menyenangkan adalah kehadiran karakter 4*Town, grup penyanyi berisi para cowok remaja dengan suara mengesankan. Di balik suara merdu 4*Town, ada penyanyi keren seperti Jordan Fisher, Finneas O’Connell, Josh Levi, Topher Ngo, dan Grayson Villanueva.
Musisi beken Billie Elish dan Finneas O’Connell pun secara spesial menulis tiga lagu asli untuk film ini yang dinyanyikan oleh 4*Town. Tak kaget, lagu seperti “Nobody Like U” atau “U Know What’s Up” memang enak sekali didengarkan. Coba, deh. Klik tautannya di bawah ini.
Relate dengan budaya Asia
Turning Red mendapatkan pujian bukan hanya karena cerita, humor, animasi, dan penampilan vokal 4*Town. Film ini juga disanjung karena representasi kultur China di dalamnya, sekaligus kritik terhadap praktek parenting yang begitu ketat.
Tapi jika kamu menontonnya, kamu mungkin akan merasa terkoneksi dengan kebiasaan atau tradisi dalam keluarganya. Ups, tak ketinggalan: orangtua yang tegas dan ketat terhadap anak-anaknya.
Pesan penting
Di balik humor dan keseruan jalan cerita ini, Turning Red mengangkat problem yang penting sekaligus cukup ‘gelap’ mengenai trauma turun-menurun yang ‘diwariskan’ dalam keluarga Mei.
Trauma ini berasal dari ekspektasi tak realistis orangtua yang mengakibatkan anak mereka turut mengalami kebingungan di masa remaja, bahkan hingga dewasa, dan berpotensi memiliki mother issue seperti yang dialami Mei dan ibunya. Trauma itu kemudian memengaruhi cara keturunan mereka memahami dan mengatasi trauma.
Saksikan Turning Red di Disney+ Hotstar.