3 Kombinasi Obat Corona dari Peneliti Hong Kong
Berita Baru, Internasional – Sejumlah peneliti Hong Kong menemukan kombinasi dari tiga obat antivirus yang dapat digunakan untuk penyembuhan pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
Peneliti tersebut menyatakan kombinasi dari tiga obat tersebut didapat dari hasil percobaan yang dilakukan.
“Percobaan kami menunjukkan pengobatan dini covid-19 ringan hingga sedang dengan kombinasi tiga obat antivirus dapat dengan cepat menekan jumlah virus dalam tubuh pasien,” kata profesor di Universitas Hong Kong yang memimpin penelitian, Kwok-Yung Yen seperti dikutip dari AFP dari CNN, Sabtu (09/5).
Menurutnya, ketiga obat tersebut adalah obat untuk multiple sclerosis, interferon beta-1b; obat untuk HIV, lopinavir-ritonavir; dan obat untuk hepatitis, ribavirin.
Hasil penelitian ini merupakan temuan awal yang penting. Oleh karena itu, mereka menyerukan agar penelitian skala besar pada pasien kritis dengan kombinasi obat juga dilakukan.
Menurut Kwok-Yung hasil penelitian ini membuktikan kombinasi obat yang aman bagi pasien dapat meringankan gejala dan mengatasi resiko dengan mengurangi durasi dan jumlah pelepasan virus bagi tenaga kesehatan.
Dalam uji cobanya, obat ini diberikan pada 127 orang dewasa yang dirawat di enam rumah sakit di Hong Kong. Periode penelitian ini dilakukan sejak 10 Februari sampai 20 Maret.
Pemberian obat dilakukan rata-rata lima hari setelah gejala mulai dirasakan. Semua peserta studi dirawat sesuai standar pasien corona.
Waktu Penyembuhan
Kemudian, peneliti mulai menghitung berapa waktu yang dibutuhkan pasien agar tes swab mengeluarkan hasil negatif.
Pasien yang mengonsumsi tiga kombinasi obat mampu mendapat hasil negatif rata-rata setelah tujuh hari.
Sementara, rata-rata kelompok yang hanya mengonsumsi lopinavir-ritonavir, yaitu selama 12 hari.
Mereka yang mengkonsumsi tiga kombinasi obat juga mengalami penurunan gejala dalam waktu rata-rata empat hari.
Sedangkan untuk kelompok dengan obat untuk HIV terjadi dalam waktu delapan hari.
Kendati demikian, peneliti mengakui terdapat batasan dari penelitian ini. Pasien tahu jenis obat yang dikonsumsi dan tidak adanya plasebo.
Penelitian juga dilakukan terhadap pasien yang dirawat lebih dari tujuh hari sejak menunjukkan gejala.
Dari hasil penelitian itu sebanyak 34 pasien diberikan kombinasi lopinavir-ritonavir dan ribavirin, dengan 17 di antaranya adalah kelompok kontrol.
Dari uji coba itu ditemukab kedua kelompok memiliki waktu penyembuhan yang sama. Sehingga menunjukkan bahwa interferon merupakan kunci yang membuat penyembuhan lebih cepat.
“Studi klinis di masa depan tentang terapi antivirus ganda dengan interferon beta-1b sebagai tulang punggung diperlukan,” ujarnya.