2 Tahun Kuliah Daring, Begini Respon Civitas Antropologi UB
Berita Baru, Malang – Proses perkuliahan daring di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya (UB) sudah berjalan hampir 2 tahun, dimulai sejak beredarnya surat resmi dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) terkait pencegahan dan penanganan Covid-19 pada tanggal 9 Maret 2020.
Salah satu dosen Antropologi UB, Nabila Bidayah Nayyi menjelaskan perkuliahan daring kebanyakan menggunakan platform berupa Zoom untuk kelas sinkronus (tatap muka) dan Google Classroomuntuk kelas asinkronus (non-tatap muka).
“Dua platform tersebut yang paling populer digunakan selama kegiatan perkuliahan daring,” jelasnya saat diwawancara oleh tim Beritabaru.co melalui telepon WhatsApp pada Selasa (21/12).
Nabila juga mengaku bahwa perkuliahan daring membuatnya jenuh karena tidak ada waktu untuk bersosialisasi secara langsung dengan mahasiswa.
“Jenuh, karena tidak ada waktu untuk bersosialisasi bersama mahasiswa. Interaksi yang cuma ada di kelas itu tidak bisa didapetin di kelas daring,” jelasnya.
Meski Nabila adalah dosen baru di Antropologi UB, ia beranggapan bahwa perkuliahan daring tidak efektif untuk digunakan secara terus-menerus di lingkungan Antropologi.
Jika dibandingkan dengan pengalamannya sewaktu menjadi mahasiswa Antropologi UB, ia beranggapan banyak yang tidak didapatkan selama perkuliahan daring.
“Kurang efektif ya, walau sudah banyak pengembangan metode seperti etnografi media, tetapi tetap kurang karena harus merasakan suasana kelas. Kalau kerja, efektif saja, tapi untuk kuliah saya rasa kurang. Banyak yang tidak bisa didapat dari kuliah daring.”
Senada dengan Nabila, salah satu mahasiswa Antropologi UB, Angling Rodgereos juga berpendapat mengenai kuliah daring yang kurang efektif.
“Kurang efektif sih, karena antro’ itu kan ilmu yang harus turun ke lapangan, harus ketemu orang juga,” tuturnya.
Meski begitu, Angling justru merasa perkuliahan daring efektif untuk dirinya pribadi.
“Karena daring lebih bisa multitasking, dalam artian tidak perlu ada waktu pulang-pergi ke kampus kalau mau ke toko. Saya kan lagi jaga toko keluarga sekarang,” jawabnya.
Penulis | Fathan Hifny Ghifary |
Editor | Yasmin |