2 Kapal Perang AS Transit di Taiwan Saat Militer China Masih Melanjutkan Operasi
Berita Baru, Taipe – Dua kapal perang Amerika Serikat (AS) berlayar melalui perairan internasional di Selat Taiwan di saat pesawat dan kapal militer China masih melanjutkan operasi di sekitar Taiwan sejak bulan lalu.
Militer Angkatan Laut AS, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa transit itu “menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”.
Menurut tiga pejabat AS yang mengatakan kepada kantor berita Reuters dengan syarat anonim, kapal penjelajah Angkatan Laut AS yang melakukan operasi tersebut adalah kapal Chancellorsville dan Antietam.
Operasi semacam itu biasanya memakan waktu antara 8 sampai 12 jam.
Sementara itu, operasi AS di sekitar Taiwan itu dilakukan di saat China masih melanjutkan operasi militer ‘yang mengepung’ Taiwan beberapa minggu yang lalu, di saat kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Menurut laporan Kementerian Pertahanan Taiwan pada Minggu (28/8), pihaknya mendeteksi setidaknya ada puluhan militer China yang masih beroperasi di sekitar Taiwan.
“8 kapal PLAN dan 23 pesawat PLA di sekitar wilayah kami terdeteksi hari ini (28 Agustus 2022) hingga 1700 (GMT+8). #ROCArmedForces telah memantau situasi dan menanggapi aktivitas ini dengan pesawat di CAP, kapal angkatan laut, dan sistem rudal darat,” kata laporan Kementerian Pertahanan Taiwan di Twitter, merujuk pada militer China.
“10 dari pesawat yang terdeteksi (SU-30, J-10*2, J-11*3, J-16*2, Y-8 ASW dan WZ-10 Attack) telah terbang di bagian timur dari garis tengah Selat Taiwan dan SW ADIZ kami, jalur penerbangan seperti yang diilustrasikan,” imbuhnya.
Kunjungan Pelosi sebelumnya telah membuat China geram dan meningkatkan ketegangan di level yang belum pernah terjadi sebelumya.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, bereaksi dengan menggelar latihan udara dan laut selama berhari-hari di sekitar pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
China juga tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, melihat perjalanan itu sebagai upaya AS untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri China.