2 Hari Setelah Pemberontakan Wagner Grup, Emir Qatar Telepon Presiden Putin
Berita Baru – 2 hari setelah pemberontakan Wagner Grup, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani sampaikan kekhawatiran atas situasi Rusia ke Presiden Rusia Vladimir Putin melalui panggilan telepon, Senin (26/6).
“Panggilan tersebut membahas hubungan bilateral antara kedua negara, serta membahas perkembangan regional dan internasional terkini, serta perkembangan di Federasi Rusia,” kata laporan kantor berita resmi negara Qatar, QNA, pada hari Senin.
Sheikh Tamim “menegaskan posisi Qatar yang mendorong untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan sarana diplomatik”.
Ia juga meminta “perlunya menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dalam batas yang diakui secara internasional”.
Qatar adalah salah satu dari beberapa negara Arab yang sebagian besar netral terhadap perang penuh skala Rusia selama 16 bulan di tetangga Ukraina.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan tentang panggilan tersebut mengatakan bahwa kedua pemimpin tersebut mengkonfirmasi minat bersama mereka dalam memperkuat hubungan antara kedua negara dalam berbagai bidang.
“Pemimpin Qatar menyatakan dukungannya terhadap tindakan pemerintah Rusia terkait peristiwa pada tanggal 24 Juni,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia, Senin (26/6), dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, pada hari Sabtu (24/6), Qatar telah menyatakan “kekhawatiran yang mendalam” atas perkembangan di Rusia setelah pemberontakan oleh kelompok bayaran Wagner Grup.
“Negara Qatar mengikuti dengan kekhawatiran yang mendalam perkembangan di Federasi Rusia, yang diakibatkan oleh pemberontakan terhadap tentara [Rusia],” kata Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan.
“Eskalasi di Rusia dan Ukraina akan memiliki dampak negatif pada perdamaian dan keamanan internasional, serta pasokan makanan dan energi, yang sudah terpengaruh oleh krisis Rusia-Ukraina,” kata pernyataan tersebut.
Hingga saat ini, tentara bayaran Wagner merupakan salah satu pasukan paling penting dalam upaya perang Rusia.
Namun, setelah beberapa bulan ketegangan dengan kepemimpinan militer Rusia, bos Wagner Yevgeny Prigozhin pada hari Sabtu (24/6) secara terbuka menentang Menteri Pertahanan Sergei Shoigu saat ia melancarkan perjalanan dramatis ke Moskow.
Dalam menghadapi tantangan terbesar terhadap otoritasnya, Putin menuduh Prigozhin melakukan pengkhianatan.
Laporan media Rusia pada hari Senin menyatakan bahwa Prigozhin masih dalam penyelidikan oleh Layanan Keamanan Federal (FSB) atas kepemimpinan pemberontakan tersebut.