10 Film dan Serial Asia-Amerika yang Haram Dilewatkan
Berita Baru, Film – Kebencian dan rasisme terhadap keturunan Asia-Amerika masih jadi kasus yang terus terjadi di Amerika Serikat. Sejak awal bulan ini, AJ+ melaporkan adanya kenaikan kasus kekerasan bertargetkan orang-orang keturunan Asia-Amerika di masa pandemi. Ini bukan pertama kalinya orang Tionghoa dan imigran lain mengalami rasisme dan dianggap bertanggung jawab atas terjadinya penyebaran penyakit baru.
Dunia seni hiburan mencoba memberi perspektif lain, bahwa identitas manusia begitu kompleks ketimbang harus dikotakkan dalam hitam dan putih. Terdapat daftar panjang kerja sama Asia-Amerika yang terpancar lewat produksi film mereka. Deretan film di bawah ini misalnya, diproduksi, diperankan, serta mengangkat isu rasial yang kompleks, dengan budaya dan identitas personal para tokohnya.
Berikut adalah daftar serial dan film Asia-Amerika terbaik yang nggak boleh kamu lewatkan. Tentunya, jangan lupa: stop rasisme!
The Farewell
Film drama komedi karya sutradara Lulu Wang ini mengangkat tema keluarga. Kisahnya diambol dari pengalaman nyata Lulu Wang dengan identitasnya sebagai keturunan Tionghoa. Dalam satu momen, ia harus mengikuti tradisi khusus dalam budayanya. Tradisi itu adalah, jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit mematikan, anggota keluarga lainnya harus menutupi informasi itu agar keluarga yang sakit tidak tahu apa yang ia derita.
Dikisahkan dalam film ini, Nai Nai (Suzhen Zhou), nenek dari Billi Wang (Awkwafina) didiagnosa mengidap kanker paru-paru. Umurnya tinggal beberapa bulan saja. Dua putra Nai Nai kala itu sudah pindah ke Jepang dan Amerika Serikat. Mendengar kabar ibunya sakit keras, kedua putra itu berusaha agar bisa pulang ke Cina tanpa membuat ibunya curiga.
Disusunlah konspirasi: Billi Wang akan menikah! Dengan agenda itu, mereka bisa mendatangi Nai Nai dengan lebih mudah. Sementara itu, Billi tinggal di AS, tengah berupaya menggapai mimpinya di sana. Apa yang terjadi selanjutnya? Bagaimana jika Billi benar: Nai Nai harus diberi tahu agar ia bisa menyampaikan salam perpisahan? Di sinilah, perbedaan pola pikir yang diklasifikasikan dalam Barat dan Timur bertemu.
Dash & Lily
Dash (Austin Abrams) menjadi semakin melankolis menjelang Natal. Namun tiba-tiba liburannya jadi menyenangkan sejak ia menemukan buku milik Lily (Midori Francis), seorang perempuan keturunan Jepang-Amerika yang ingin menemukan cinta sejatinya. Mereka pun bertukar tulisan lewat buku catatan itu –tanpa bertemu. Cinta tumbuh di antara mereka. Namun ketika waktunya tiba, apakah pertemuan mereka adalah apa yang selama ini mereka harapkan?
Crazy Rich Asians
Mungkin Crazy Rich Asians adalah film Asia-Amerika terkenal saat ini. Rachel Chu (Constance Wu) akhirnya datang ke Singapura dan mengunjungi rumah Nick Young (Henry Golding), kekasihnya, untuk pertama kali. Rachel pun mengenal sisi lain Nick yang selama ini tak dilihatnya: Nick lahir dari keluarga super kaya raya: crazy rich.
Selain itu, keluarga Nick Young begitu terkenal dan digilai di seantero pulau. Para teman perempuan Nick bersekongkol menyingkirkan Rachel dari persaingan. Ditambah: ibu Nick tidak menyukai Rachel karena ia seorang “Amerika.”
Serial To All the Boys
Lara Jean Covey (Lana Condor) punya imajinasi tentang romansa. Bertahun-tahun lalu, setiap naksir dengan seorang pria, ia akan menulis surat dan tidak mengirimkannya. Semua terasa aman, sampai Kitty (Anna Cathcart) mengirimkan semua surat itu dan suasana menjadi janggung antara Lara dan cowok-cowok itu, termasuk Peter Kavinsky (Noah Centineo).
Serial ini mengangkat kisah Lara Jean yang adalah keturunan Korea-Amerika. Meski ibunya yang seorang Korea telah meninggal dunia, Lara dan keluarganya tetap menghidupi budaya Korea. Meski begitu, ada satu momen dimana Lara merasa “tak diterima” karena tak mampu berbahasa Korea.
Saving Face
Tersebutlah seorang perempuan ahli bedah keturunan China-Amerika yang luar biasa cerdas di Manhattan bernama Wil (Michelle Krusiec). Suatu ketika, ia dikejutkan dengan kehadiran ibunya yang merupakan seorang janda berusia 40 tahun, Ma (Joan Chen) di apartemennya. Kehadiran Ma berpengaruh besar pada kehidupan pribadi Wil, yang saat itu tengah jatuh cinta dengan anak perempuan dari pemimpin rumah sakit tempatnya bekerja, Vivian Shing. Akankah hubungannya dengan Vivian bakal berlanjut hingga berhasil?
Always Be My Maybe
Film komedi romansa ini mengisahkan tentang dua orang yang berteman sejak kecil, Marcus Kim (Randall Park) dan Sasha Tran (Ali Wong). Mereka lama tak berkomunikasi sejak putus kontak di masa remaja. Ketika Sasha kembali ke San Francisco dan membuka restoran di sana, muncullah benih-benih asmara dari masa remaja mereka. Ketakutan Marcus, ketenaran Sasha, dan kehidupan karir mereka menjadi tantangan menuju sebuah hubungan baru.
Beberapa nama besar turut membintangi film ini, seperti Daniel Dae Kim, Keanu Reeves, Michelle Buteau, Vivian Bang, dan James Saito.
The Namesake
Film Asia-Amerika berikutnya yang haram kamu lewatkan adalah The Namesake. Sepasang suami istri dari India, Ashoke (Irrfan Khan) dan Ashima Ganguli (Tabu) menjadi imigran generasi pertama yang pindah dari Bengali Barat menuju Amerika Serikat. Di pinggiran New York City itu, lahir anak mereka, Gogol (Kal Pen) dan Sonia (Sahira Nair).
The Namesake menyimpan kekuatan cerita yang unik dan mungkin sulit ditemukan dalam film-film komersil. Isu yang muncul adalah isu-isu personal: keluarga dan identitas. Apakah keluarga Ganguli berhasil bertahan di negeri yang asing itu sebagai imigran?
Driveways
Kathy (Hong Chau) adalah seorang orangtua tunggal. Ia dan anaknya yang pemalu, Cody (Lucas Jaye), datang ke rumah mendiang saudara perempuannya di sekitar New York, untuk membersihkan barang-barang di sana untuk dijual maupun dibuang.
Sementara Kathy sibuk memilah barang, Cody berkenalan dengan Del (Brian Dennehy), seorang veteran Perang Korea yang tinggal sebatang kara tepat di rumah sebelah. Mereka menjadi begitu dekat dan akrab, sesuatu yang agak janggal mengingat Cody adalah pemalu. Namun, terjadi peristiwa yang membuat mereka harus berjarak.
Spa Night
Seorang pemuda berusia 18 tahun, David (Joe Seo), tinggal di Koreatown, Los Angeles. Ia bekerja sebagai seorang karyawan di tempat spa demi meringankan beban ekonomi keluarganya yang sedang lesu. Suatu hari, ia menyaksikan dua pelanggan pria melakukan sebuah aktivitas seksual. Dari situlah, ia mulai mencari tahu identitas seksualitasnya sendiri.
Kisah film ini berfokus pada David, yang di satu sisi menjalani hidup berat sebagai remaja, di satu sisi ingin menjadi anak yang baik bagi orangtuanya, sekaligus mengalami pergulatan karena menghadapi komunitas dan keluarga yang konsevatif.
Gook
Film yang hangat dan manis ini mengisahkan tentang dua saudara keturunan Korea-Amerika bernaam Eli (Justin Chon) dan Daniel (David So) yang menjalankan bisnis toko sepatu milik mendiang ayahnya di daerah komunitas Afrika-Amerika Paramount, California. Mereka berteman dengan seorang remaja keturunan Afrika-Amerika bernama Kamilla (Baker).
Ketiganya menghadapi tantangan sehari-hari. Eli dan Daniel harus menelan rasisme yang menyerang mereka dari kalangan Afrika-Amerika dan orang-orang Hispanic, sementara Kamilla memiliki keluarga yang bermasalah. Bagaimana mereka merespon hal-hal itu?