Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Badai Debu Terdeteksi di di Planet Raksasa Hampir 20 Kali Lebih Besar dari Jupiter
Ilustrasi ‘super Jupiter’ yang terdeteksi 40 tahun cahaya jauhnya oleh Teleskop James Webb. Seperti Jupiter, planet tersebut memiliki badai besar yang menggelora di atmosfernya. (Foto: NASA, ESA, CSA, Joseph Olmsted (STScI))

Badai Debu Terdeteksi di di Planet Raksasa Hampir 20 Kali Lebih Besar dari Jupiter



Berita Baru, Jakarta – Badai pasir di luar angkasa terdeteksi di planet VHS 1256 b, sebuah eksoplanet “super-Jupiter” yang terletak 40 tahun cahaya dari Bumi.

Badai tersebut terdeteksi dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) yang membantu para ilmuwan mengamati awan berpasir dan gas di atmosfer planet tersebut. Penemuan ini dipublikasikan pada 22 Maret dalam jurnal The Astrophysical Journal Letters.

Planet “super-Jupiter”, yang berarti sebuah planet gas yang lebih besar dari Jupiter, terletak jauh dari dua bintang induknya sehingga butuh waktu 10.000 tahun untuk menyelesaikan satu orbit.

Hal ini memungkinkan para ilmuwan mengamati planet tersebut secara langsung karena cahaya bintang tidak menghalangi pandangan mereka. Dalam pengamatan eksoplanet yang mengorbit lebih dekat dengan bintang induknya, para ilmuwan harus mempelajari cahaya yang diterangi bintang tersebut melalui atmosfer eksoplanet, daripada mempelajari planet langsung.

Menurut Brittany Miles, seorang astrofisikawan di Universitas Arizona dan penulis utama studi baru ini, “VHS 1256 b berjarak sekitar empat kali lebih jauh dari bintangnya dibandingkan jarak Pluto dari Matahari kita, sehingga membuatnya menjadi sasaran yang baik untuk Webb. Itu berarti cahaya planet tidak bercampur dengan cahaya dari bintang-bintangnya.”

Awan yang diamati oleh JWST terbuat dari partikel silikat yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari butiran pasir.

“Partikel silikat ini mungkin lebih seperti partikel kecil dalam asap,” kata Beth Biller, seorang astronom di Universitas Edinburgh di Inggris dan salah satu peneliti dalam jurnal tersebut yang dikutip dari Live Science.

“Partikel yang lebih besar dalam atmosfer planet ini mungkin seperti butiran pasir yang sangat kecil,” tambahnya.

Awan tersebut juga sangat panas, suhu di lapisan atmosfer planet mencapai 1500 derajat Fahrenheit (830 derajat Celsius). Menurut para peneliti, badai debu ini tidak akan berlangsung selamanya. VHS 1256 b adalah planet yang relatif muda, hanya berusia 150 juta tahun, sehingga akan berubah seiring bertambahnya usia planet. Karena terletak jauh dari bintang induknya, VHS 1256 akan mendingin, dan atmosfernya yang bergejolak dapat menjadi lebih jernih, kata para peneliti.

Tim peneliti mengamati atmosfer planet dengan menggunakan kamera inframerah JWST, termasuk Spektrograf Inframerah Dekat dan Instrumen Inframerah Tengah. Spektrum cahaya inframerah memungkinkan para ilmuwan mendapatkan pengukuran yang lebih akurat dari cahaya yang dipancarkan planet tanpa gangguan dari cahaya terlihat dari bintang induknya.

Studi ini hanya permulaan dari penelitian tim terhadap pengukuran JWST dari eksoplanet raksasa ini. Menurut para peneliti, penemuan awal ini memberikan wawasan baru tentang planet VHS 1256 b dan membuka pintu untuk lebih banyak penelitian di masa depan.

Menggunakan teleskop luar angkasa seperti JWST, para ilmuwan dapat memperoleh informasi yang sangat berharga tentang eksoplanet yang jauh dan tidak dapat diamati secara langsung. Penemuan baru ini menunjukkan bahwa teleskop semacam itu mampu membantu kita memahami eksoplanet yang jauh dan mengungkapkan informasi tentang kondisi di planet-planet tersebut.

Ke depan, para peneliti akan melakukan lebih banyak analisis pada data yang dikumpulkan dari pengamatan JWST terhadap VHS 1256 b. Mereka akan mencoba memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kondisi atmosfer planet ini, termasuk tentang awan dan partikel yang terdapat di dalamnya. Selain itu, mereka juga akan mencoba mempelajari bagaimana eksoplanet ini dapat berubah seiring bertambahnya usia, dan apakah perubahan ini akan mempengaruhi kondisi atmosfer di planet tersebut.